06 Mei 2013

Pengertian Protein Uji Biuret



I.     JUDUL
Judul praktikum ke-2 Mata Kuliah Biokimia ini adalah Percobaan II “Protein – Uji Biuret”
II.  PENDAHULUAN
2.1 Dasar Teori
Protein berasal dari bahasa Yunani protos, yang berarti “yang paling utama”. Protein merupakan senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung komposisi rata-rata unsur kimia yaitu karbon 50%, hidrogen 7%, oksigen 23%, nitrogen 26%, dan kadang kala sulfur 0-3% serta fosfor 0-3%. Protein dapat tidak stabil terhadap beberapa faktor yaitu pH, radiasi, suhu, medium pelarut organik, dan detergen.
Protein dapat diperoleh dari makanan yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Protein yang berasal dari hewan disebut protein hewani, sedangkan yang berasal dari tumbuhan disebut protein nabati. Beberapa makanan sumber protein adalah daging, telur, susu, ikan, beras, kacang, kedelai, gandum, jagung, dan buah-buahan. Tumbuhan membentuk protein dari CO2, H2O dan senyawa nitrogen. Hewan yang makan tumbuhan mengubah protein nabati menjadi protein hewani. Disamping digunakan untuk pembentukan sel-sel tubuh, protein juga dapat digunakan sebagai sumber energi apabila tubuh kekurangan karbohidrat dan lemak.
Uji protein dengan metode identifikasi protein secara kualitatif dapat menggunakan prinsif Uji Biuret, yaitu pembentukan senyawa kompleks koordinat yang berwarna yang dibentuk oleh Cu²‡ dengan gugus –CO dan –NH pada ikatan peptida dalam larutan suasana basa.

2.2 Tujuan
Adapun tujuan praktikum ini adalah untuk mengamati perubahan yang terjadi pada protein pada uji Biuret.


III.   BAHAN DAN ALAT
3.1 Bahan
a. Albumin 20%
b. NaOH 0,1N 1ml
c. CuSO4 0,1N 2 tetes
3.2  Alat
a. Tabung reaksi
b. Rak tabung reaksi
c. Pipet tetes
d. Pipet Volume

IV.   HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 1. Hasil pengamatan Albumin + NaOH
Ulangan
Hasil pengamatan
1
Terjadi penggumpalan dan pengendapan berwarna putih.
Larutan berwana merah muda pada bagian atas dan coklat tua pada bagian bawah
2
Larutan berwana merah muda pada bagian atas dan bening pada bagian bawah
3
Terjadi sedikit penggumpalan dan pengendapan berwarna putih.
Larutan Albumin berubah warna menjadi merah muda

Tabel 2. Hasil pengamatan Albumin+NaOH+CuSO4
Ulangan
Hasil Pengamatan
1
Larutan berubah warna menjadi sedikit ungu pada bagian atas an berwarna bening pada bagian bawah
2
Larutan berubah warna menjadi merah muda pada bagian atas dan berwarna bening pada bagian bawah
3
Larutan berubah warna menjadi ungu



4.2    Pembahasan
Pada praktikum ini hal pertama yang dilakukan adalah memasukan  1ml larutan protein albumin pada masing-masing tabung reaksi, lalu ditambahkan dengan 1 ml NaOH 0,1 N pada larutan protein albumin. Setelah ditambah larutan NaOh, terdapat endapan putih di dalam larutan dan bintik-bintik berwarna merah muda, yang sebelumnya albumin (putih telur) berwarna putih bening kental. Penambahan larutan NaOH pada larutan protein tersebut yaitu sebagai katalis yang berfungsi untuk menghancurkan atau memecahkan protein. Kemudian pada larutan protein albumin  tersebut ditambahkan dua tetes larutan CuSo4 0,1 N, sampai timbul warna pada larutan protein albumin. Setelah ditambahkan larutan CuSo4 pada larutan protein albumin, terjadi perubahan warna pada larutan albumin yaitu warna larutan menjadi berwarna ungu dan warna ungu tetap tidak hilang walaupun di kocok, serta masih terdapat endapan putih.
Larutan CuSo4 yang bersifat basa bereaksi dengan polipeptida, sedangkan polipeptida merupakan penyusun protein. Yang menandakan adanya protein yaitu terdapat ikatan peptida yang lebih banyak, hal itu terbukti saat penambahan larutan CuSo4 dan dikocok larutan tetap berwarna ungu yang menandakan bahwa ikatan peptidanya kuat, karena apabila ikatan peptidanya lemah saat larutan protein ditambahkan larutan CuSo4, warna ungunya akan memudar saat dikocok. Uji Biuret digunakan untuk membuktikan adanya peptida pada larutan protein albumin. Dan dari hasil percobaan yang telah dilakukan terbukti adanya protein pada larutan albumin.


V.  KESIMPULAN
Protein merupakan senyawa organik kompleks  yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung komposisi rata-rata unsur kimia yaitu karbon 50%, hidrogen 7%, oksigen 23%, nitrogen 26%, dan kadang kala sulfur 0-3% serta fosfor 0-3%. Uji Biuret digunakan untuk membuktikan adanya peptida
Penambahan larutan NaOH pada larutan protein tersebut yaitu sebagai katalis yang berfungsi untuk menghancurkan atau memecahkan protein. larutan CuSo4 yang bersifat basa bereaksi dengan polipeptida, sedangkan polipeptida merupakan penyusun protein. Yang menandakan ada tidaknya protein yaitu terdapat ikatan peptida yang kuat, hal itu terbukti  larutan tetap berwarna ungu yang menandakan bahwa ikatan peptidanya kuat. Karena apabila ikatan peptidanya lemah pada saat larutan protein ditambahkan larutan CuSo4, warna ungunya akan memudar saat dikocok

1 komentar: