29 April 2013

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR ACIDIMETRI/ ALKALIMETRI, PENENTUAN KADAR CaCo3 DALAM BATU KAPUR



A.      Tujuan Praktikum.

Adapun tujuan praktikum yaitu:
a.         Menentukan asam asetat
b.         Menentukan kadar asam sulfat
c.         Menganilisis bahan-bahan kimia yang terdapat dalam bahan industri.
d.        Menentukan kadar CaCO3 dalam batu kapur.
B.       Dasar Teori.

Asidimetri adalah pengukuran konsentrasi asam dengan menggunakan larutan baku basa,Salah satu contoh untuk analisis asidimetri adalah menentukan kandungan ion bikarbonat dalan air sadah.Air sadah sementara. Air sadah sementara adalah air sadah yang mengandung ion bikarbonat (HCO3-), atau boleh jadi air tersebut mengandung senyawa kalsium bikarbonat (Ca(HCO3)2) dan atau magnesium bikarbonat (Mg(HCO3)2).Air yang mengandung ion atau senyawa-senyawa tersebut disebut air sadah sementara karena kesadahannya dapat dihilangkan dengan pemanasan air, sehingga air tersebut terbebas dari ion Ca2+ dan atau Mg2+.Dengan jalan pemanasan senyawa-senyawa tersebut akan mengendap pada dasar ketel.Reaksi yang terjadi adalah : Ca(HCO3)2 (aq) –>CaCO3(s) + H2O (l) + CO2 (g)dan asam klorida dengan reaksi HCl            H++Cl-(Anonim , 2010). (artikelkimia,2011)
Alkalimetri adalah pengukuran konsentrasi basa dengan menggunakan larutan baku asam,sealah satu contoh alkalimetri adalah menyangkut reaksi dengan asam kuat-basa kuat, asam kuat-basa lemah, asam lemah-basa kuat, asam kuat-garam dari asam lemah, basa kuat-garam dari basa lemah. Titrasi ini menggunakan indikator pH atau indikator asam-basa sebagai penanda karena memiliki sifat dapat berubah warna apabila pH lingkungannya berubah.Warna asam ialah sebutan warna indikator ketika dalam keadaan asam dan warna basa ketika dalam keadaan basa. Contoh senyawa magnesium hidrogsida dengan reaksi Mg (OH)2      Mg2 + 2OH- . (Bassett, 1994). (Harjadi 1986).
Kapur merupakan batuan sedimen karena terbentuk dari proses sedimentasi alam, yang mengandung senyama kalsium oksida (CaO), dalam batu kapur terjadi proses metamorfosa yang merupakan batuan padat, kompak tanpa foliasi.CaCO3adalah Kalsium Karbonat.sifat dari CaCO3 adalah apabila ditambahkan air reaksi akan kuat dan cepat, apabila senyawa dalam bentuk serbuk akan melepaskan kalor, dan larut dalam asam meskipun asam lemah. Dengan demikian analisis penentuan kadar CaCO3 dalam batu kapur tersebut, dimana CaO dalam batu kapur bereaksi dengan karbondioksida (CO2) akan menghasilkan CaCO3, sehingga reaksinya CaCO3      CaO + CO2,  dengan melakukan titrasi terhadap larutan CaCO3 dan menghitung dengan rumus perhitungan dimana kadar CaCO3 diformulasikan dengan mengalikannya 50 dengan 0,5 kemudian dikurang dengan b (hasil titran) dan mengkalikannya dengan Normalitas hasil titran dibagi dengan 2 kali 1000 kemudian dikali berat contoh dan hasil kali dan formulasi dikalikan dengan 100%, sehingga kadar CaCO3 dalam Kapur dapat ditentukan sesuai hasil penitrasian larutan. Komposisi batu kapur Ca 92,1%,Fe 2,38%,Mg 0,9%,Si 3%,In 1,4%,Ti 0,14%,Mn 0,03% dan Lu 0,14%.(Glasstone, Samuel, 1968) (Yayan Sunarya, 2010).

C.       Waktu dan tempat
Praktikum kimia dasar dengan materi “acidimetri/ alkalimetri, penentuan kadar CaCO3 dalam batu kapur” dilaksanakan pada hari selasa 3 April 2011 pukul 15.30-17.00 WIB. Bertempat di laboratorium Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Palangkaraya.

D.      Bahan dan Alat.
1.       Standarisasi Larutan Baku Asam Asetat dengan NaOH
a.       Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum kimia dasar dengan materi standarisas larutan baku asam asetat dengan NaOH meliputi : asam Asetat, Indikator PP, NaOH 0,1 N.
b.      Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum kimia dasar dengan materi  standarisas larutan baku asam asetat dengan NaOH meliputi : Pipet Volume, Pipet Tetes, Erlenmeyer, Buret dan Corong.

2.        Standarisasi Larutan Baku Asam Sulfat Dengan NaOH
a.       Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum kimia dasar dengan materi standarisasi larutan baku asam sulfat dengan NaOH meliputi : Asam Sulfat, Indikator PP,  dan NaOH 0,1 N.
b.      Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum kimia dasar dengan materi standarisasi larutan baku asam sulfat dengan NaOH meliputi : Pipet Volume, Pipet Tetes, Erlenmeyer, Buret dan Corong.
3.        Penentuan Kadar CaCO3 dalam Batu Kapur
a.     Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum kimia dasar dengan materi penentuan kadar CaCO3 dalam batu kapur, meliputi : Batu kapur, Aquades, HCl 0,5 N, Larutan Baku NaOH 0,1 N dan Indikator Phenolphtalein (PP).
b.    Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum kimia dasar dengan materi penentuan kadar CaCO3 dalam batu kapur, meliputi : Erlenmeyer 250 ml, Pipet 10 ml atau 25 ml, Buret, Gelas Arloji, Statif dan Neraca Analitik

E.       Prosedur Kerja.
1.    Standarisasi Larutan Baku Asam Asetat dengan NaOH
a.       Mengambil beberapa ml larutan asam asetat 0,1 N (meminta ukuran volume pada asisten) dengan menggunakan pipet, masukkan dalam Erlenmeyer.
b.      Menambahkan 2-3 tetes indikator PP atau tymol blue.
c.       Menitrasi larutan ini dengan NaOH 0,1 N sampai terjadi perubahan warna dari tidak berwarna menjadi kerosa muda untuk indicator PP, sedangkan tymol blue menjadi biru.
d.      Mengamati hingga terjadi suatu perubahan warna dan menghentikan penitrasian.
e.       Mengulangi percobaan sekali lagi dan mencatat volume penitrasi, kemudian menghitung rata-rata hasilnya.
f.       Menghitung kadar asam asetat (gram/100 ml).
2.    Standarisasi Larutan Baku Asam Sulfat dengan NaOH
  1. Memipet beberapa ml larutan asam sulfat, memasukkan ke dalam Erlenmeyer.
  2. Menambahkan indikator PP sebanyak 5 tetes.
  3. Menitrasi larutan ini dengan NaOH 0,1 N.
  4. Mengamati sehingga terjadi perubahan warna dan menghentikan penitrasian.
  5. Mengulangi percobaan sekali lagi dan mencatat penitrasi, Kemudian menghitung rata-rata hasilnya.
  6. Menghitung kadar asam sulfat (gram/100 ml).
3.    Penentuan Kadar CaCO3 dalam Batu Kapur
a.       Menimbang batu kapur sebanyak  1 gram dalam gelas arloji.
b.      Memasukkan dalam Erlenmeyer dan menambahkan 25 ml air dan 50 ml HCl 0,5 N.
c.       Memanaskan larutan tersebut, kemudian setelah dingin kelebihan HCl dititrasikan dengan larutan baku NaOH 0,1 N, dengan indikator phenolphthalein (PP) sampai merah muda.

F.   Hasil Pengamatan.
Table 1.1 Tabel pembahasan.
Pembacaan buret
I
II
Akhir titrasi
7
14
Awal titrasi
0
7
Volume larutan CH3COOH
7
7
Volume rata-rata penitir = =  
Table 1.2 hasil pengamatan setandarisasikadar asam asetat dengan NaOH
Bahan mula-mula
Indikator
Titran
Hasil akhir
Nama
jumlah
nama
jumlah
nama
jumlah
jumlah
warna
CH3COOH
10 ml
PP
3 tetes
NaOH0,1 N
7 ml
0,42
merah muda
CH3COOH
10 ml
PP
3 tetes
NaOH0,1 N
7 ml
0,42
merah muda

Untuk mendapatkan kadar asam asetat 0,42 dapat di hitung sebagai berikut:
KAA
KAA
KAA = 10 × 0,042
KAA = 0,42
Table 2.hasilpengamatan standarisasi larutan baku asam sulfat dengan NaOH
Bahan mula-mula
Indikator
Titran
Hasil akhir
nama
jumlah
nama
jumlah
nama
jumlah
jumlah
warna
H2SO4
10 ML
PP
5 tetes
NaOH 0,1 N
12,6 ml
1,2 ml
merah muda
H2SO4
10 ML
PP
5 tetes
NaOH 0,1 N
13 ml
1,3 ml
merah muda
Untuk mendapatkan kadar asam sulfat 1,2 N dapat dihitung sebagai berikut:
KAS
KAS
KAS = 10 × 0,012
KAS = 1,2 N
KAS
KAS
KAS = 10 × 0,013
KAS = 1,3 N

Table 3.hasil pengamatan penentuan kadar CaCO3 dalam batu kapaur.
Bahan mula-mula
Bahan yang ditambahkan
indikator
Titran
Hasil akhir
nama
jumlah
nama
jumlah
nama
jumlah
jumlah
nama
jumlah
warna
Ca(OH)2
1 gram
HCl
50 ml
PP
3 tetes
NaOH
0,7 ml
1,2%
muda
Untuk mendapatkan kadar CaCO3 1,2% dapat dihitung sebagai berikut
Kadar CaCO3 =
Kadar CaCO3 =
Kadar CaCO3
 
G. Pembahasan.
Berdasarkan dari hasil pengamatan pada tabel 1 indikator CHCOOH sebanyak 10 ml yang diberi indikator phenolphtalein (PP) sebanyak 3 tetes dan dititrasikan menggunakan indikator NaOH 0,1 N yang terdapat di buret sebanyak 7 ml maka larutan tersebut akan berubah warna menjadi merah muda dengan jumlah kadar asam asetatnya 0,42.
 Berdasarkan pengamatan pada tabel 2 indikator indikator H2SO4sebanyak 10 ml yang di tambah 5 tetes indikator phenolphtalein (PP) kemudian dititrasikan menggunakan indikator NaOH 0,1 N sebanyak 12,6 ml maka larutan tersebut akan berubah warna menjadi merah muda dan menghasilkan kadar asam sulfat sebesar 1,2 N dan 1,3 N.

Berdasarkan pengamatan pada tabel 3 indiokator  Ca(OH)2 sebanyak 1 gr, air 25 ml dan HCl 50 ml yang dipanaskan, kemudian setelah dingin indikator tersebut ditambahkan indikator phenolphtalein sebanyak 3 kemudian dititrasikan menggunakan indikator NaOH 0,1 sebanyak 0,7 ml maka larutan tersebut akan berubah warna menjadi merah muda/pink dan menghasilkan kadar CaCO3 sebesar 1,2%.


H.  KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari praktikum kimia dasar dengan materi asidimetri/alkalimetri, penentuan kadar CaCO3 dalam batu kapur meliputi:
1.    Menentukan kadar asam asetat yaitu pengukuran konsentrasi asam dengan menggunakan larutan baku basa, Salah satu contoh untuk analisis asidimetri adalah menentukan kandungan ion bikarbonat dalan air sadah. rumus umum   .
2.    Menentukan kadar asam sulfat yaitu pengukuran konsentrasi basa dengan menggunakan larutan baku asam,salah satu contoh alkalimetri adalah menyangkut reaksi dengan asam kuat-basa kuat, asam kuat-basa lemah, asam lemah-basa kuat, asam kuat-garam dari asam lemah, basa kuat-garam dari basa lemah. Adapun rumus perhitungan:
3.    Sifat dari CaCO3 adalah apabila ditambahkan air reaksi akan kuat dan cepat, apabila senyawa dalam bentuk serbuk akan melepaskan kalor, dan larut dalam asam meskipun asam lemah. Adapun rumus perhitungan









 

1 komentar:

  1. Mohon Penjelasan... untuk point E.3.C Waktu Pemanasan Berapa Menit ? Terima kasih

    BalasHapus